Jumat, 22 April 2016

Keterampilan Generik Sains (Makalah)



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Rendahnya kualitas pembelajaran merupakan salah satu permasalahan  penting yang sering sekali ditemukan dalam pembelajaran fisika. Pengaruhnya dapat terlihat dari rendahnya daya serap dan hasil belajar peserta didik yang masih sangat memprihatinkan. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kualitas proses dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika, salah satunya adalah guru.
Pada kenyataannya, aspek pola pikir siswa jarang sekali diperhatikan oleh guru karena faktor ketidaktahuan. Guru memandang bahwa model pembelajaran tradisional merupakan suatu prosedur yang efektif dalam mengajarkan materi pembelajaran. Pembelajaran fisika didominasi oleh ceramah, tanya jawab dan penyelesaian soal. Guru jarang mengajarkan fisika melalui laboratorium disebabkan banyak alasan, antara lain karena guru kurang terampil melaksanakan praktikum, tidak adanya ruang laboratorium di sekolah, dan fasilitas alat-alat praktikum yang kurang memadai.
Seharusnya fisika  yang merupakan bagian dari sains, didukung dengan kegiatan praktikum di dalam proses pembelajarannya. Adanya kegiatan praktikum dapat meningkatkan penguasaan konsep, kemampuan memecahkan masalah, keterampilan-keterampilan ilmiah, memahami bagaimana ilmuwan bekerja, menumbuhkan minat, serta melatih keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir yang dapat dikembangkan antara lain keterampilan generik sains.
Penting bagi guru untuk memahami dan memiliki keterampilan generik sains karena dapat menunjang kegiatan pembelajaran dalam kegiatan laboratorium. Hal ini disebabkan oleh pentingnya penguasaan keterampilan laboratorium dalam merancang dan melaksanakan kegiatan praktikum oleh guru.
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk membuat suatu makalah yang menjelaskan tentang keterampilan generik sains. Dalam makalah ini akan membahas tentang keterampilan generik sains serta pengaruhnya dalam proses pembelajaran fisika.
B.   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
1.      Apa yang dimaksud dengan keterampilan generik sains ?
2.      Apa manfaat pengembangan keterampilan generik sains ?
3.      Apakah keterampilan generik sains dapat diterapkan dalam pembelajaran fisika ?

C.  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk :
1.      Mendeskripsikan keterampilan generik sains
2.      Memahami manfaat pengembangan keterampilan generik sains dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran fisika

 


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Keterampilan Generik Sains
Keterampilan adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan sesuatu yang berupa aktivitas kognitif atau perilaku dengan baik, biasanya diperoleh melalui latihan. Aktivitas fisik maupun mental tersebut terkadang mudah dilihat dan terkadang kurang terlihat tetapi dapat diduga melalui perilakunya. Jika membicarakan keterampilan, seringkali dikesankan menyangkut wilayah keterampilan spesifik. (Haladyana. 1997 dalam Widodo. 2010: 36)
Keterampilan atau kemampuan generik dikenal pula dengan sebutan kemampuan kunci, kemampaun inti (core skill/core abilyti), kemampuan esensial, dan kemampuan dasar. Kemampuan generik ada yang secara spesifik berhubungan dengan pekerjaan, ada yang relevan dengan aspek sosial. Keterampilan generik antara lain meliputi keterampilan : komunikasi, kerja tim, pemecahan masalah, inisiatif dan usaha (initiative and enterprise) merencanakan dan mengorganisasi, manajemen diri, keterampilan belajar, dan keterampilan teknologi.
Banyak pakar pendidikan yang telah memberi batasan tentang definisi keterampilan generik beberapa diantaranya adalah Vahonov, (2009) mengatakan bahwa : “Keterampilan generik merupakan kemampuan employability yang digunakan untuk menerapkan pengetahuan. Kemampuan ini bukan kemampuan bidang pekerjaan tertentu, namun kemampuan yang melintasi semua bidang pekerjaan pada arah horizontal dan melintasi segala tingkatan mulai dari tingkat pemula hingga manajer eksekutif pada arah yang vertikal”.
Selain pendapat di atas Gibb, (2002) juga mengatakan bahwa : “Keterampilan generik merupakan kemampuan intelektual hasil perpaduan atau interaksi kompleks antara pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan tersebut tidak bergantung kepada domain atau disiplin ilmu tetapi mengacu pada strategi kognitif”. Pendapat lain mengatakan bahwa : “Keterampilan generik merupakan kemampuan yang dapat diterapkan pada berbagai bidang dan untuk memperolehnya diperlukan waktu yang relatif lama Drury, (1997). Lebih lanjut Brotosiswoyo, (2001) mengatakan bahwa : “Keterampilan generik merupakan sesuatu yang tertinggal setelah belajar sains”.
Dari beberapa uraian yang dikemukakan di atas, diambil satu kesimpulan bahwa keterampilan generik sains adalah kemampuan dasar / generik yang dapat ditumbuhkan ketika peserta didik menjalani proses belajar ilmu fisika yang bermanfaat   sebagai   bekal   meniti   karir   dalam   bidang   yang   lebih   luas. Hal ini sejalan dengan pendapat (Liliasari, 2007) yang mengatakan bahwa : “Keterampilan generik sains merupakan kemampuan berpikir dan bertindak  berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya yang diperoleh dari hasil belajar sains”.
Sains sangat penting dalam segala aspek kehidupan, karena itu perlu dipelajari agar semua insan Indonesia mencapai literasi sains, sehingga membentuk masyarakat yang sadar sains namun tetap berkarakter bangsa. Pendidikan sains bertanggungjawab atas pencapaian literasi sains anak bangsa, karena itu perlu ditingkatkan kualitasnya
Peningkatan kualitas pendidikan sains dilakukan melalui berpikir sains atau pengembangan keterampilan generik sains. Pengembangan berpikir sains dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Sains yang bersifat unity in diversity sejalan dengan falsafah bangsa indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika, dengan demikian melalui belajar sains dapat pula dikembangkan karakter bangsa.

B.  Indikator keterampilan Generik Sains
Menurut Gagne komponen utama dari keterampilan generik adalah keterampilan berpikir (seperti teknik memecahkan masalah), strategi pembelajaran (seperti membuat mnemonik untuk membantu mengingat sesuatu), dan keterampilan metakognitif (seperti memonitor dan merevisi teknik memecahkan masalah atau teknik membuat mnemonik).
Menurut Brotosiswoyo (2001), ada sembilan keterampilan generik sains yang disertai dengan indikator-indikator ketercapaian keterampilan generik sains tersebut yang dinyatakan dengan tabel di bawah ini.

Tabel 1. Keterampilan generik sains dan indikator
No
Keterampilan Generik Sains
Indikator
1.
Pengamatan langsung
1.    Menggunakan sebanyak mungkin indera dalam mengamati percobaan/fenomena alam
2.    Mengumpulkan fakta-fakta hasil percobaan atau fenomena alam
3.    Mencari perbedaan dan persamaan
2.
Pengamatan tidak langsung

1.    Menggunakan alat ukur sebagai alat bantu indera dalam mengamati percobaan/gejala alam
2.    Mengumpulkan fakta-fakta hasil percobaan fisika atau fenomena alam
3.    Mencari perbedaan dan persamaan
3.
Kesadaran tentangskala

Menyadari obyek-obyek alam dan kepekaan yang tinggi terhadap skala numerik sebagai besaran/ukuran skala mikroskopis ataupun makroskopis
4.
Bahasa simbolik
1.     Memahami simbol, lambang, dan istilah
2.     Memahami makna kuantitatif satuan dan besaran dari persamaan
3.     Menggunakan aturan matematis untuk memecahkan masalah/fenomena gejala alam
4.     Membaca suatu grafik/diagram, tabel, serta tanda matematis
5.
Kerangka logis(logical frame)
Mencari hubungan logis antara dua aturan 
6.
Konsistensi logis
1.     Memahami aturan-aturan logical frame)
2.     Mencari hubungan logis antara dua aturan
3.     Berargumentasi berdasarkan aturan
4.     Menjelaskan masalah berdasarkan aturan
5.     Menarik kesimpulan dari suatu gejala berdasarkan aturan/hukum-hukum terdahulu
7.
Hukum sebab akibat
1.     Menyatakan hubungan antar dua variabel atau lebih dalam suatu gejala alam tertentu
2.     Memperkirakan penyebab gejala alam
8.
PemodelanMatematis

1.     Mengungkapkan fenomena/masalah dalam bentuk sketsa gambar/grafik
2.     Mengungkap fenomena dalam bentuk Rumusan
3.     Mengajukan alternatif penyelesaian masalah
9.
Membangun konsep
Menambah konsep baru

Pembelajaran berbasis keterampilan generik memiliki tiga komponen sebagai berikut :
  1. Kegiatan awal meliputi pemodelan (Modeling) antara lain berupa menunjukkan contoh atau demonstrasi penggunaan alat.
  2. Kegiatan inti, berupa pelatihan (coaching), scaffolding, dan artikulasi (articulation).
  3. Kegiatan penutup, berupa refleksi, dan eksplorasi.
Adapun penilaian terhadap keterampilan generik dapat dilakukan dengan pendekatan-pendekatan yang berbeda, yaitu : penilaian holistik, portofolio siswa, penilaian berdasarkan pengalaman kerja, dan penilaian dengan menggunakan instrumen tujuan khusus seperti alat untuk menilai pemecahan masalah. Keterampilan generik dapat dinilai dalam konteks tugas ‘kerja keseluruhan’ atau dalam unit-unit kompetensi yang terpisah Gibb, (2002).

C.    Penerapan Keterampilan Generik Sains dalam Pembelajaran Fisika
Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan keterampilan generik sains dalam pembelajaran fisika.

Tabel 2. Aplikasi Generik Sains Dalam Fisika
No
Topik
Keterampilan Generik Sains
1.
Rangkaian arus bolak-balik
dan medan magnet

Pengamatan tak langsung, kesadaran akan skala besaran, inferensial logika, hukum sebab akibat, membangun konsep, pemodelan matematika
2.
Elastisitas, Fluida, Suhu dan Kalor
Bahasa simbolik, pemodelan matematika, 
menerapkan dan melaksanakan metode
yang dipilih, pengamatan langsung, kerangka logika taat azas, hukum sebab akibat
3.
Fisika Kuantum
Pengamatan tak langsung, pengamatan langsung, bahasa simbolik, hukum sebab akibat, pemodelan matematik, inferensi logika, kerangka logika taat asas, kesadaran akan skala besaran, membangun konsep



D.    Manfaat Pendidikan Generik Sains
Pendidikan sains dapat bermanfaat menolong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman dan kebiasaan berpikir yang diperlukan sebagai manusia yang memiliki tenggang rasa yang dapat berpikir untuk dirinya sendiri dan bangsanya. Pendidikan sains juga harus mempersenjatai mereka ketika berpartisipasi menyumbangkan pemikiran dengan sesama warganegara untuk melindungi masyarakat yang sangat terbuka, sehingga dalam keadaan bahaya (Rutherford and Ahlgren, 1990). Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Terbentuknya karakter peserta didik yang kuat dan kokoh diyakini merupakan hal penting dan mutlak dimiliki anak didik untuk menghadapi tantangan hidup masa depan.
Berpikir sains dapat membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini dapat dibekalkan untuk membentuk karakter bangsa . Misalnya bila warganegara mampu berpikir kritis, maka tak akan begitu mudah terjadi benturan kelompok  sosial seperti tawuran, karena setiap individu dalam masyarakat tidak akan mudah tertipu oleh isu.
Adapun keterampilan generik yang dikaitkan dengan pendidikan di perguruan tinggi melingkupi kemampuan tingkat tinggi dalam hal komunikasi lisan dan tertulis, berpikir kritis dan analitis, pemecahan masalah, bekerjasama, belajar mandiri, sadar informasi, kemampuan interpersonal, serta etika dan nilai-nilai.
Menurut Moore dan Parker (2009) berpikir kritis memiliki sejumlah karakteristik, yaitu:
1.      Menentukan informasi mana yang tepat atau tidak tepat
2.      Membedakan klaim yang rasional dan emosional
3.      Memisahkan fakta dari pendapat
4.      Menyadari apakah bukti itu terbatas atau luas
5.      Menunjukkan tipuan dan kekurangan dalam argumentasi orang lain
6.      Menunjukkan analisis data atau informasi
7.      Menyadari kesalahan logika dalam suatu argument
8.      Menggambarkan hubungan antara sumber-sumber data yang terpisah dan informasi
9.      Memperhatikan informasi yang bertentangan, tidak memadai, atau bermakna ganda
10.  Membangun argumen yang meyakinkan berakar lebih pada data dari pada pendapat
11.  Memilih data penunjang yang paling kuat
12.  Menghindarkan kesimpulan yang berlebihan
13.  Mengidentifikasi celah celah dalam bukti dan menyarankan pengumpulan informasi tambahan
14.  Menyadari ketidakjelasan atau banyaknya kemungkinan jawaban suatu masalah
15.  Mengusulkan opsi lain dan mempertimbangkannya dalam pengambilan keputusan
16.  Mempertimbangkan semua pemangku kepentingan atau sebagiannya dalam mengusulkan penyebab tindakan
17.  Menyatakan argumen dan konteks untuk apa argumen itu
18.  Menggunakan bukti secara betul dan tepat untuk menyanggah  argumen
19.  Menyusun argumen secara logis dan kohesif
20.  Menghindarkan unsur-unsur luar dalam penyusunan argumen
21.  Menunjukkan bukti untuk mendukung argumen yang meyakinkan


 




BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Berdasarkan pemaparan makalah ini, diambil simpulan sebagai berikut :
1.      Keterampilan generik sains adalah merupakan kemampuan berpikir dan bertindak  berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya yang diperoleh dari hasil belajar sains
2.      Manfaat pengembangan keterampilan generik sains adalah membentuk karakter bangsa yang berkemampuan tingkat tinggi dalam hal komunikasi lisan dan tertulis, berpikir kritis dan analitis, pemecahan masalah, bekerjasama, belajar mandiri, sadar informasi, kemampuan interpersonal, serta etika dan nilai-nilai.
3.      Keterampilan generik sains dapat diterapkan dalam pembelajaran fisika karena fisika adalah merupakan cabang dari sains yang pada hakikatnya  mempelajari fenomena alam semesta yang mengacu pada observasi, pengukuran, percobaan, memerlukan bukti, kebenaran dan kenyatan yang sistimatis dan metodis. Hal ini sesuai dengan indikator yang ada dalam keterampilan generik sains.

B.     Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1.      Sebaiknya para mahasiswa memperdalam pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran fisika khususnya pendekatan pembelajaran generik sains.
2.      Sebaiknya para tenaga pendidik menambah wawasannya dalam menerapkan pendekatan pembelajaran genrisk sains dalam pelajaran fisika.






DAFTAR PUSTAKA

Brotosiswoyo, B.S., 2002, Hakikat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi, Dalam hakikat pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi  Jakarta : Proyek Pengembangan Universitas Terbuka, DEPDIKNAS

________________ 2001, Hakikat Pembelajaran MSAINS di Perguruan Tinggi  Fisika. Jakata : Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan Pengembangan Aktivitas Instruksional (PAU-PPAI) Dirjen Dikti.

Depdiknas, 2003, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003, Jakarta : Depdiknas

Drury, A., 1997, The Impact of Teaching and Learning Technology Program on
Under Graduate Chemistry Teaching [Online]. Tersedia : http://www.liv.ac.uk/ctichem/c3intro.hotml [2 Februari 2008]

Gibbs, R., 2012, Embodiment and cognitive science. New York : Cambridge University Press.

Liliasari, et al., 2007, Scientific Concepts and Generic Science Skill Relationship in The 21st Century Science Education Makalah, pada Seminar Internasional I SPs UPI, : Bandung

Rutherford, F. James and Ahlgren ,Andrew, 1990, Science for All Americans, New York : American Associate for The Advance of Science



1 komentar:

  1. The Ceramic vs Titanium Curling Iron Set
    The Ceramic vs titanium mokume gane Titanium Curling Iron titanium tools Set is made of ford fusion titanium ceramic steel and the same titanium tube alloy as babylisspro nano titanium hair dryer the original. This set features a top made of brushed zinc $6.99

    BalasHapus